Senin, 13 Februari 2012

Harley Davidson Model K


Awal tahun 50-an, sepeda motor Inggris mencapai kejayaan dan merambah hampir ke seluruh dunia termasuk Amerika.  Tiga besar merk sepeda motor Inggris, yaitu Triumph, BSA dan Norton begitu populer di Amerika, yang membuat Harley Davidson harus meluncurkan sepeda motor baru untuk meredam invasi sepeda motor Inggris. Sepeda motor produk baru dari HD ini haruslah berukuran lebih kecil dari Big Twin 1200cc HD yang kesohor, namun unggul dalam kecepatan. Maka, pada tahun 1952 lahirlah Harley Davidson Model K Sport yang diproduksi hingga tahun 1953. Model K adalah sepeda motor yang benar-benar baru dari HD, baik teknologi, ukuran maupun penampilannya. Model K varian awal ini dilengkapi dengan mesin V twin 750cc (45ci), dengan posisi klep berada di samping (side valve) layaknya Harley seri W. Dibanding seri W, model K memiliki noken as, karburator dan kompresi yang lebih besar. Boleh dibilang, mesin Model K ini menggabungkan antara teknologi pada seri W, Big Twin dan tekonologi sepeda motor Inggris, sehingga menghasilkan desain mesin yang unik. Model K telah mengadopsi suspensi teleskopik pada suspensi depannya, dan model lengan ayun pada suspensi belakangnya. Pengoperasian kopling tidak lagi diinjak seperti halnya pada model Big Twin, tetapi menggunakan tangan seperti pada sepeda motor Inggris. Dengan kopling yang dioperasikan dengan tangan, maka pemindah gigi tidak lagi dioperasikan dengan tangan, tetapi menggunakan kaki kanan. Kaki kiri mengoperasikan tuas rem belakang, lagi-lagi mengacu kepada sepeda motor Inggris. Model K dilengkapi girboks 4 kecepatan, tidak seperti Big Twin yang memiliki 3 tingkat kecepatan. 


Harley Davidson Model K Sport 1952 




Pada tahun 1953, Harley Davidson meluncurkan model KK. Model KK diperkenalkan dengan performa yang lebih ditingkatkan, antara lain racing cams yang lebih besar, modifikasi pada karburator, serta porting silinder untuk menyesuaikan dengan modifikasi cam dan karburator. Pada tahun yang sama, HD juga meluncurkan model KR, di mana KR lebih ditujukan untuk turun di balapan flat, dirt, atau grass tracker. Model KR sukses di arena balap maupun di pasaran hingga bertahan produksinya sampai tahun 1969. (KR dilanjutkan dengan model XR).

Harley Davidson Model KK Sport 1953


Harley Davidson Model KR 1953



Harley Davidson Model KR 1961 


Pada tahun 1954, Model K dan KK digantikan dengan Model KH dan KHK. Dengan peningkatan pada kapasitas mesin menjadi 885cc, dan penambahan pada langkah stroke. Ukuran silinder lebih panjang untuk menyesuaikan dengan penambahan langkah stroke. Racing cams pada Model KH berukuran lebih besar dari pendahulunya, bahkan lebih besar lagi cams yang ada pada Model KHK. Lubang porting diperbesar untuk mengantisipasi naiknya kapasitas silinder. Model KH dan KHK diproduksi hingga tahun 1956, dan menjadi embrio lahirnya sepeda motor paling laris dalam sejarah Harley Davidson...XL Sportster.


Harley Davidson KH 1956



Harley Davidson KHK 1956



Elvis Presley dan KH 1956



Harley Davidson XL Sportster 1957 (perhatikan kepala silindernya yang sudah mengadopsi OHV Ironhead)




(MYR Feb 2012)

Minggu, 12 Februari 2012

Triumph Bonneville - Sepeda Motor Sepanjang Masa



Bayangkanlah sebuah sepeda motor yang model dan performanya tidak pernah diragukan. Mungkin anda akan menebak beberapa tipe dari Harley Davidson, mungkin juga dari pabrikan Jepang, Italia atau Jerman. Tapi apakah anda pernah membayangkan sebuah sepeda motor bikinan Inggris? Karena Triumph Engineering Co Ltd, pabrikan sepeda motor Inggris yang bermarkas di Meriden, Coventry, punya varian yang paling masuk akal sebagai sepeda motor sepanjang zaman, yaitu Triumph Bonneville. Nama Bonneville diambil dari nama danau garam di Salt Lake City, Utah, AS, di mana danau garam ini banyak digunakan untuk tempat uji coba maupun pemecahan rekor kecepatan kendaraan darat. Tidak dapat dipungkiri, Triumph Bonneville adalah sepeda motor  modern-klasik, yang merupakan perpaduan sempurna dari gaya yang sederhana, performa dan handling yang prima, serta gaya aristokrat Inggris yang eksotis. Triumph Bonneville juga sangat populer karena selalu unggul bila dikomparasi dengan merklain sekelasnya. Triumph Bonneville pertama kali diproduksi pada tahun 1958, kapasitas 650cc dengan nama tipe T120. T120 bermesin 4 langkah 2 silinder paralel, dengan kapasitas 650cc dan memiliki daya 46hp pada 6700rpm. Girboks 4 tingkat kecepatan, terpisah dengan mesin dan rumah kopling, serta  berpendingin udara. Suspensi depan telah menggunakan sistem teleskopik dan suspensi belakang menggunakan lengan ayun dengan dua peredam kejut (dual shock). Tuas pemindah gigi berada di sebelah kanan, sedangkan tuas rem belakang berada di sebelah kiri. Dengan berat 175kg, varian awal ini masih menggunakan rem teromol (drum) pada kedua rodanya. T120 versi awal ini dibangun dengan body dan rangka menggunakan Triumph Tiger T110, dengan tanki oli sebelah kanannya atau dikenal sebagai model frame duplex. Ini dia sosoknya :




                                             http://vroum52.com/mototriumphbonneville.html


T120 mempunyai beberapa kompetitor, antara lain Norton Dominator 88 dan BSA Rocket. Beberapa tahun kemudian Kawasaki merilis Kawasaki Meguro W1-650, disusul Yamaha XS650 yang legendaris pada awal 70-an. Awal tahun 60-an, model T120 sedikit berubah, masih menggunakan tanki oli mesin dengan speedometer  terpisah dan tutup karet pada suspensi depan. 







   Yuk kita liat kompetitornya :


BSA Rocket 1962 :


Norton Dominator 88 -1959 :


Kawasaki Meguro W1-650 - 1966, mesin BSA Rocket (A10) dipasok dari pabrikan BSA  :


Yamaha XS650 - 1970 :


Triumph Engineering sebenarnya telah dibeli oleh BSA pada tahun 1951, tetapi baru pada tahun 1968 mereka membuat produk bersama dengan nama berbeda. Produk hasil kolaborasi ini berupa sepeda motor 3 silinder 750cc OHV berpendingin udara, dengan daya 58hp pada 7500rpm. Inilah konsep awal yang menjadi cikal bakal superbike, dengan cita rasa sport yang kental disertai tenaga yang besar. Oleh BSA, kuda besi ini dinamai BSA Rocket III, sedangkan oleh Triumph Engineering diberi nama Triumph Trident. Produk ini segera diikuti oleh Honda yang melahirkan Honda CB750 juga oleh Norton Villiers yang melahirkan Norton Commando. Pasar sepeda motor dunia terutama di AS akhirnya terpengaruh oleh gaya superbike sporty yang bertenaga dan nyaman untuk manuver. Dampaknya, walaupun sebenarnya Triumph Bonneville tidak diperuntukkan untuk bersaing di kelas superbike, namun untuk memenuhi permintaan pasar, akhirnya sejak tahun 1970 Triumph Bonneville naik kapasitas menjadi 750cc.  Karena naik kapasitas T120 berganti nama menjadi T140, dengan varian awal memiliki kapasitas 724cc, girboks 4 kecepatan dan masih menggunakan mesin yang sama hanya saja kapasitas silinder yang ditingkatkan. Tanki oli tidak lagi berada di sisi kanan body, melainkan telah menjadi satu dengan rangka sepeda motor. T140 varian awal ini masih menggunakan rem teromol di kedua rodanya dan masih mengandalkan kickstarter.   Beberapa tahun kemudian,T140 generasi pertama ini dinaikkan lagi kapasitasnya menjadi 744cc, roda depan menggunakan rem cakram tunggal, dan tuas pemindah gigi dipindah ke sebelah kiri, ditukar dengan tuas rem belakang untuk memenuhi regulasi di AS. T140 generasi kedua ini dilengkapi girboks 5 kecepatan dan memiliki daya  lebih rendah dibanding Trident/Rocket, yaitu sebesar 49hp pada 6.500rpm. Namun begitu, Bonneville lebih disukai karena torsi yang lebih besar, handling yang lebih nyaman untuk pemakaian sehari-hari, dan masih bisa diandalkan di luar jalan raya.


Varian awal Triumph Bonneville T140 -1973, dengan rem depan teromol:


Triumph Bonneville T140 - 1973, dengan rem cakram :





Awal 70-an, serbuan sepeda motor Jepang yang relatif lebih murah, ringkas dan hemat bahan bakar membuat sepeda motor asal Inggris berguguran. BSA-Triumph dan Norton-Villiers mengalami kesulitan keuangan yang hebat akibat seretnya penjualan. Untuk menyelamatkan industri sepeda motor Inggris, pemerintah Inggris pada tahun 1972 melakukan bail out  terhadap BSA-Triumph dan Norton-Villiers , dan melakukan merger atas keduanya. Perusahaan baru dari merger tersebut adalah Norton Villiers Triumph atau biasa disingkat NVT, dengan markas masih di Meriden. Aksi penyelamatan dan merger oleh pemerintah Inggris akhirnya memberikan nafas bagi NVT sehingga bisa melanjutkan produksi. Demikian juga dengan Triumph yang masih tetap memproduksi Triumph Bonneville T140 hingga tahun 1983.  T140 juga mempunyai banyak varian, antara lain Bonnevile TSX dan Bonneville Jubilee.  Triumph Bonneville periode 1958 hingga 1983 dikenal sebagai "Meriden Bonneville".


Triumph Bonneville T140-1977 :


Triumph Bonneville T140-1979 :


Triumph Bonneville T140-1982 :


Triumph Bonneville T140 TSX - 1981 :


Triumph Bonneville T140 Jubilee - 1977 :


Pada tahun 1977  NVT harus dilikuidasi, namun demikian sepeda motor dengan badge Triumph masih tetap diproduksi. Hak pemasaran diserahkan kepada karyawan dan mekanik yang melanjutkan produksi Triumph. Begitu juga Triumph Bonneville yang masih diproduksi, hingga akhirnya benar-benar dihentikan produksinya pada tahun 1983. Beruntung pada tahun 1985, nama dan hak manufaktur (lisensi) atas merk Triumph dibeli oleh seorang pengusaha bernama John Bloor. Adalah seorang pebisnis, Les Harris, pemilik Spares Racing  di Devon, yang memproduksi dan menjual suku cadang sepeda motor klasik british vintage.  Harris sebenarnya ingin membeli hak atas merk Triumph, sayangnya dia tidak dapat kesempatan untuk memilikinya. Namun Harris mendapat kesempatan untuk memproduksi Triumph Bonneville berdasarkan lisensi yang ditawarkan oleh John Bloor. Pada tahun 1985, Harris, di bawah kontrak dengan John Bloor, kembali memproduksi Triumph Bonneville di pabriknya di Devon secara terbatas hingga tahun 1988, dan tidak dijual di AS. Triumph Bonneville yang diproduksi oleh Harris dikenal sebagai "Devon Bonneville". 


Devon Bonneville 1985 :


Tahun 2001, John Bloor melalui Triumph Motorcycle Co kembali membangkitkan arwah Triumph, dengan kembali memproduksi beberapa tipe Triumph dan tentu saja tidak ketinggalan Triumph Bonneville. John Bloor menggunakan fasilitas manufaktur di Hinckley, sehingga Triumph Bonneville yang diproduksi mulai tahun 2001 biasa disebut "Hinckley Bonneville". Retro Bonneville pertama kali dipamerkan di Munich Motorcycle Show pada September 2000, dan diluncurkan ke pasar pada tahun 2001.  Bonneville baru ini ditawarkan dengan penampilan Bonneville klasik, tetapi   mengadopsi teknologi baru. Bonny baru ini memiliki daya maksimum 61hp pada 7.400rpm, dengan torsi 60nm pada 3.500rpm. Kapasitas silinder adalah 790cc, lalu naik menjadi 865cc pada tahun 2007.  Seperti halnya Bonneville klasik, mesin berkonfigurasi 2 silinder DOHC sebaris, berpendingin udara dengan tanki oli mesin menyatu dengan rangka. Cam (noken as) digerakkan dengan menggunakan rantai (rantai keteng), dengan pelatuk klep masih menggunakan teknologi lama. Pemasok bahan bakar masih menggunakan dua karburator hingga akhirnya diganti dengan menggunakan injeksi pada tahun 2008. Sementara itu kedua roda telah menggunakan rem cakram. Seperti Bonneville lama, Girboks terpisah dengan mesin  dan menggunakan pelumas tersediri, dengan 5 tingkat kecepatan. Penerus daya dari griboks ke roda tetap menggunakan rantai, dan berada di sebelah kiri roda. 


Triumph Bonneville 790cc - 2003 

Triumph Bonneville 790cc - 2007 


Triumph Bonneville SE 865cc - 2009




Triumph Bonneville Anniversary - 2010

Triumph Bonneville 2011

Langkah Triumph melahirkan kembali Triumph Bonneville retro ini diikuti oleh Kawasaki yang meluncurkan Kawasaki W800 retro dan Norton yang meluncurkan Norton Commando 961.

Kawasaki W800 - 2010

Norton Commando 961 - 2010


Untuk tahun 2012, Triumph menyediakan 3 pilihan untuk Bonneville, yaitu Bonneville, Bonneville SE dan Bonneville T100. Sedangkan pada tahun 2011, Triumph menghadirkan Bonneville edisi khusus yaitu Triumph Bonneville Steve McQueen edition, sebagai penghormatan kepada Steve McQueen. Steve McQueen menggunakan Triumph Trophy TR6 pada film legendaris The Great Escape pada tahun 1963. 


Triumph Bonneville Steve McQueen Edition 2011



Steve McQueen dalam The Great Escape (1963), dengan Triumph Trophy TR6.


Richard Gere dengan Triumph Bonneville T140 dalam An Officer and A Gentleman (1980) :




Bob Dylan dan Triumph Bonneville T120 



Clint Eastwood dan Triumph Bonneville T120 dalam film Coogan's Bluff (1968)



Antonio Banderas dengan Triumph Bonneville T120 dalam Femme Fatale (2002)




Bonneville klasik diyakini sangat sedikit jumlahnya di Indonesia, dikarenakan pada saat itu sepeda motor Jepang sedang mewabah di Indonesia. Sepeda motor Jepang terutama Honda yang  berukuran kecil cocok dengan postur orang Indonesia kebanyakan, kapasitas mesin yang kecil, harga yang murah serta hemat bahan bakar. Sedangkan untuk retro Bonneville, sejak beberapa tahun yang lalu sudah ada importir umum yang menyediakan. Para antusias sepeda motor dapat  mengunjungi situs : http://probikemotor.net/?scr=14&selectBrands=10&selectLanguage=2  

(MYR Feb 2012)